Sabtu, 24 Desember 2011

jangan cepat ambil keputusan

mengapa menunda pekerjaan?

Mengapa menunda pekerjaan ?
- ah nanti saja , saya nonton televisi. Acaranya bagus
- sebentar lagi , saya tidur dulu
-istirahat dulu , setelah itu baru saya kerjakan.
-hari ini saya terlalu lelah , besok saja saya selesaikan
-pekerjaan ini terlalu besar . saya bingung saya bingung harus mulai darimana
-saya tidak punyacukup waktu untuk mengerjakannya sekarang
-lima menit lagi lah ,saya sedang membaca artikel yang menarik
-saya sekarang sedang tidak “mood”
Apakah anda sering menggunakan satu atau beberapa alasan diatas ? alasan-alasan ini sering digunakan orang yang menunda pekerjaan .
Inilah sekelumit cerita dari sinta . salah pekiraan . sinta mengira bahwa ia bisa menyelesaikan persiapan pelajaran hanya dalam waktu 2 jam . ternyata , banyak pekerjaan yg dilakukan sebelum pada intinya : membaca buku , membuat outline hal-hal yang penting untuk dibicarakan , mencari contoh-contoh dan ilustrasi untuk menunjang penjelasan , dan membuat presentasi powerpoint . sinta mengira bahwa ia bisa tidur dulu selama setengah jam dulusebelum meneruskan pekerjaannya . ternyata , karena ia memulai pekerjaannya sudah lewat jam 10 malam , dan ia memutuskan untuk “istirahat” sebentar pada jam 12 malam (jam tidur sinta) , tidak heran jika ia “kehabisan” sampai keesokan harinya.
Menunda pekerjaan keliatannya sepele , tapi seperti pasir dalam sepatu itu mengganggu . jadi setiap kali anda menunda pekerjaan ingat ingat alasan . janganlah  menunda pekerjaan.

Jumat, 23 Desember 2011

the picture of tari angguk

tari angguk


  • Asal-usul

Kesenian Angguk merupakan satu dari sekian banyak jenis kesenian rakyat yang ada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kesenian angguk berbentuk tarian disertai dengan pantun-pantun rakyat yang berisi berbagai aspek kehidupan manusia, seperti: pergaulan dalam hidup bermasyarakat, budi pekerti, nasihat-nasihat dan pendidikan. Dalam kesenian ini juga dibacakan atau dinyanyikan kalimat-kalimat yang ada dalam kitab Tlodo, yang walaupun bertuliskan huruf Arab, namun dilagukan dengan cengkok tembang Jawa. Nyanyian tersebut dinyanyikan secara bergantian antara penari dan pengiring tetabuhan. Selain itu, terdapat satu hal yang sangat menarik dalam kesenian ini, yaitu adanya pemain yang “ndadi” atau mengalami trance pada saat puncak pementasannya. Sebagian masyarakat Yogyakarta percaya bahwa penari angguk yang dapat “ndadi” ini memiliki “jimat” yang diperoleh dari juru-kunci pesarean Begelen, Purworejo.

Tarian angguk diperkirakan muncul sejak zaman Belanda, sebagai ungkapan rasa syukur kapada Tuhan setelah panen padi. Untuk merayakannya, para muda-mudi bersukaria dengan bernyanyi, menari sambil mengangguk-anggukkan kepala. Dari sinilah kemudian melahirkan satu kesenian yang disebut sebagai “angguk”. Tari angguk biasa digelar di pendopo atau di halaman rumah pada malam hari. Para penontonnya tidak dipungut biaya karena pertunjukan kesenian angguk umumnya dibiayai oleh orang yang sedang mempunyai hajat (perkawinan, perayaan 17 Agustus-an dan lain-lain).

  • Jenis-jenis Angguk dan Pemain

Tarian yang disajikan dalam kesenian angguk terdiri dari dua jenis, yaitu:
1.       tari ambyakan, adalah tari angguk yang dimainkan oleh banyak penari. Tarian ambyakan terdiri dari tiga macam yaitu: tari bakti, tari srokal dan tari penutup; dan
2.       tari pasangan, adalah tari angguk yang dimainkan secara berpasangan. Tari pasangan ini terdiri dari delapan macam, yaitu: tari mandaroka, tari kamudaan, tari cikalo ado, tari layung-layung, tari intik-intik, tari saya-cari, tari jalan-jalan, dan tari robisari.

Pada mulanya angguk hanya dimainkan oleh kaum laki-laki saja. Namun, dalam perkembangan selanjutnya tarian ini juga dimainkan oleh kaum perempuan. Para pemain angguk ini mengenakan busana yang terdiri dari dua macam, yaitu busana yang dikenakan oleh kelompok penari dan busana yang dikenakan oleh kelompok pengiring. Busana yang dikenakan oleh kelompok penari mirip dengan busana prajurit Kompeni Belanda, yaitu:
1.      Baju berwarna hitam berlengan panjang yang dibagian dada dan punggunya diberi hiasan lipatan-lipatan kain kecil yang memanjang serta berkelok-kelok;
2.      Celana sepanjang lutut yang dihiasi pelet vertikal berwarna merah-putih di sisi luarnya;
3.      Topi berwarna hitam dengan pinggir topi diberi kain berwarna merah-putih dan kuning emas. Bagian depan topi ini memakai “jambul” yang terbuat dari rambut ekor kuda atau bulu-bulu; (3) selendang yang digunakan sebagai penyekat antara baju dan celana; (4) kacamata hitam; (5) kaos kaki selutut berwarna merah atau kuning; dan (6) rompi berwarna-warni. Sedangkan busana yang dikenakan oleh kelompok pengiring adalah: (1) baju biasa; (2) jas; (3) sarung; dan (4) kopiah.

Peralatan musik yang digunakan untuk mengiringi tari Angguk diantaranya adalah: (1) kendang; (2) bedug; (3) tambur; (4) kencreng; (5) rebana 2 buah; (6) terbang besar dan (6) jedor.

  • Nilai Budaya
Seni apa pun pada dasarnya mengandung nilai estetika, termasuk seni tari angguk.yang ada di kalangan masyarakat Yogyakarta. Namun demikian, jika dicermati secara seksama kesenian ini hanya bernilai estetis dan berfungsi sebagai hiburan semataAkan tetapi, justuru yang menjadi rohnya adalah nilai kesyukuran. Dalam konteks ini adalah bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena kemurahannya (memberi hasil panen yang melimpah).

the example

the meaning of gamelan


Gamelan merupakan alat musik tradisional YOGYAKARTA. Gamelan dibunyikan dapat berdiri sendiri, yang disebut uyon. Uyon gamelan dapat berguna untuk mengiringi suatu tembang atau nyanyian manusia yang disebut soran. Menurut R.M Warsito Surjodiningrat dalam buku “gending beksan mataram” ,menyatakan fungsi gamelan yang khas dalam hubungannya dengan tari dan drama yang bersatu padu dan dan merupakan ciri kesenian khas jawa tengah. Musik jawa yang bernama gamelan mempunyai arti yang dalam dan penting dalam kehidupan sehari-hari orang-orang dijawa tengah.
Prof. Mantle Hood seorang guru besar musikologi amerika serikat menyatakan bahwa  musik gamelan mempunyai hubungan emosi yang sangat erat dengan masyarakat dan para pemainnya  daripada musik barat. Keeratan dengan masyarakat disini dikarenakan masyarakat tersebut merasa memiliki dan merasa erat hubungannya. Artinya jangan sampai dipisah dengan masyarakat tersebut karena merupakan ciri dari masyarakat jawa, khususnya jawa tengah.